Materi Khutbah Jum’at “Cari yang Halal, Jauhi yang Haram”

Cari yang Halal, Jauhi yang Haram

Khutbah Pertama:

إِنَّ الْحَمْدَ لِلَّهِ نَحْمَدُهُ وَنَسْتَعِيْنُهُ وَنَسْتَغْفِرُهُ وَنَعُوْذُ بِاللهِ مِنْ شُرُوْرِ أَنْفُسِنَا وَمِنْ سَيِّئَاتِ أَعْمَالِنَا مَنْ يَهْدِهِ اللهُ فَلَا مُضِلَّ لَهُ وَمَنْ يُضْلِلْ فَلَا هَادِيَ لَهُ وَأَشْهَدُ أَنْ لَا إِلَهَ إِلَّا اللهُ وَحْدَهُ لَا شَرِيْكَ لَهُ وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَعَلَى آلِهِ وَأَصْحَابِهِ وَمَنْ تَبِعَهُمْ بِإِحْسَانٍ إِلَى يَوْمِ الدِّيْنَ

أَمَّا بَعْدُ

أَيُّهَا النَّاسُ اِتَّقُوْا اللهَ تَعَالَى

Hadirin sidang Jumat Rohimakumulloh

Sungguh nikmat Allah kepada kita begitu melimpah tak terkira. Di antara nikmat-nikmat tersebut adalah Allah memberikan anugerah kepada para hamba-Nya berupa banyak jalan yang baik dalam menjemput rezeki untuk memenuhi kebutuhan kita sehari-hari.  Allah Ta’ala berfirman,

وَلَقَدْ مَكَّنَّاكُمْ فِي الْأَرْضِ وَجَعَلْنَا لَكُمْ فِيهَا مَعَايِشَ قَلِيلًا مَا تَشْكُرُونَ

“Sesungguhnya Kami telah menempatkan kamu sekalian di muka bumi dan Kami adakan bagimu di muka bumi (sumber) penghidupan. Amat sedikitlah kamu bersyukur.” (QS. Al-A’raf: 10)

Wajib bagi setiap muslim untuk memahami hakikat dari permasalahan rezeki ini dan meyakini bahwa Allah Yang Maha Dermawan, Maha Pemberi rezeki, dan Maha Baik telah menyediakan berbagai macam bentuk profesi yang halal sebagai alat untuk mendapatkan rezeki dan Dia menyediakan banyak jalan bagi manusia. Allah Jalla wa ‘Ala berfirman,

هُوَ الَّذِي جَعَلَ لَكُمُ الْأَرْضَ ذَلُولًا فَامْشُوا فِي مَنَاكِبِهَا وَكُلُوا مِنْ رِزْقِهِ وَإِلَيْهِ النُّشُورُ

“Dialah Yang menjadikan bumi itu mudah bagi kamu, maka berjalanlah di segala penjurunya dan makanlah sebahagian dari rezeki-Nya. Dan hanya kepada-Nya-lah kamu (kembali setelah) dibangkitkan.” (QS. Al-Mulk: 15)

Perhatikan firman Allah “Dan hanya kepada-Nya-lah kamu (kembali setelah) dibangkitkan” kalimat ini menjelaskan bahwa kehidupan kita ini adalah kehidupan yang fana dan waktu yang kita miliki terbatas, kita akan menuju kepada Allah, berdiri di hadapan-Nya, dan Dia akan menanyakan tentang segala sesuatu yang telah kita lakukan.

Di antara hal yang akan ditanyakan oleh Allah kepada kita adalah tentang harta, tentang makanan dan minuman. Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

لاَ تَزُولُ قَدِمَا عَبْدٍ يَوْمَ الْقِيَامَةِ حَتَّى يُسْأَلَ عَنْ أَرْبَعِ وذكر منها وَعَنْ مَالِهِ مِنْ أَيْنَ اكْتَسَبَهُ وَفِيمَا أَنْفَقَهُ؟

“Tidak akan bergeser kaki seorang hamba di hari kiamat kelak, hingga ia ditanya tentang empat permasalahan… (disebutkan di antaranya) ditanya tentang hartanya dari mana ia dapatkan dan untuk apa ia keluarkan?”

Oleh karenanya mari bermuhasabah, mari berpandai-pandai menasehati diri kita di dunia ini sebelum kita berdiri di hadapan Allah Jalla wa ‘Ala.Persiapkan segala sesuatunya dengan mencari yang halal dan menjauhi yang haram, karena kita semua pasti ditanya dan dimintai pertanggung-jawaban di sisi Allah Jalla wa ‘Ala kelak.

Hadirin kaum Muslimin Rohimakumulloh

Sesungguhnya di antara nikmat Allah untuk para hamba-Nya adalah Dia telah menyediakan berbagai bentuk mata pencarian yang baik, yang menguntungkan, dan halal. Dia telah menjadikan perkara yang halal itu jelas demikian pula yang haram itu jelas. Coba renungkan hadits berikut ini, dari Nu’man bin Basyir radhiallahu ‘anhu –yang saat meriwayatkan hadits ini beliau masih kecil- mengatakan, “Aku mendengar Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

إِنَّ الْحَلَالَ بَيِّنٌ وَإِنَّ الْحَرَامَ بَيِّنٌ وَبَيْنَهُمَا مُشْتَبِهَاتٌ لَا يَعْلَمُهُنَّ كَثِيرٌ مِنْ النَّاسِ ، فَمَنْ اتَّقَى الشُّبُهَاتِ اسْتَبْرَأَ لِدِينِهِ وَعِرْضِهِ وَمَنْ وَقَعَ فِي الشُّبُهَاتِ وَقَعَ فِي الْحَرَامِ؛كَالرَّاعِي يَرْعَى حَوْلَ الْحِمَى يُوشِكُ أَنْ يَرْتَعَ فِيهِ ، أَلَا وَإِنَّ لِكُلِّ مَلِكٍ حِمًى ، أَلَا وَإِنَّ حِمَى اللَّهِ مَحَارِمُهُ ، أَلَا وَإِنَّ فِي الْجَسَدِ مُضْغَةً إِذَا صَلَحَتْ صَلَحَ الْجَسَدُ كُلُّهُ وَإِذَا فَسَدَتْ فَسَدَ الْجَسَدُ كُلُّهُ أَلَا وَهِيَ الْقَلْبُ

“Sesungguhnya perkara yang halal itu jelas, yang haram itu jelas, dan di antara keduanya ada perkara-perkara yang samar (syubhat), yang tidak diketahui oleh banyak manusia. Barangsiapa yang menghindari syubhat itu berarti dia telah membersihkan diri untuk agama dan kehormatannya. Dan siapa yang terjerumus ke dalam syubhat itu berarti dia terjerumus ke dalam perkara yang haram, seperti seorang penggembala yang menggembalakan (binatang ternaknya) di sekitar daerah terlarang, hampir-hampir dia akan masuk menggembalakan (binatang ternaknya) di daerah tersebut. Ketahuilah, bahwa setiap raja memiliki daerah terlarang. Ketahuilah bahwa daerah terlarang milik Allah adalah perkara-perkara yang haram. Ketahuilah, bahwa dalam tubuh ada segumpal daging, jika baik maka akan menjadi baik seluruh tubuh, dan jika buruk menjadi buruklah seluruh tubuh. Ketahuilah bahwa itu adalah hati.” (Riwayat al-Bukhari dan Muslim).

Ibadallah,

Betapa agungnya hadits ini dan betapa mendalam makna yang dikandungnya dan muatan nasihat di dalamnya. Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam telah mengelompokkan setiap perkara ke dalam tiga golongan:

Pertama, sesuatu yang halal yaitu setiap muslim mengetahui dan dapat memastikan bahwa hal itu halal dengan senyatanya tidak ada kerancuan di dalamnya.

Kedua, sesuatu yang haram yaitu suatu hal yang dapat dipastikan dengan yakin akan keharamannya, tidak ada seorang pun yang merasa bingung tentang status haramnya. Keharamannya telah dijelaskan di dalam Alquran dan sunnah secara gamblang dan lugas.

Ketiga, sesuatu yang mutasyabihat (yang masih samar). Namun kesamaran ini tidak berlaku bagi setiap muslim, hanya saja berlaku bagi sebagian besar umat Islam. Nabi bersabda “perkara yang samar (syubhat), yang tidak diketahui oleh banyak manusia”. Maksudnya, orang-orang awam dari umat Islam tidak mengetahuinya dan di sinilah kita bisa melihat kedudukan para ulama, sebuah kemuliaan yang Allah berikan kepada mereka, mereka mampu mengungkap hakikat sesuatu yang samar tersebut, sosok mereka sangat dibutuhkan umat, dan umat tidak pernah merasa kenyang akan petuah mereka. Inilah keagungan mereka sebagai pewaris para nabi.

Ibadallah,

Dalam hadits ini Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam memberi pengajaran yang jelas tentang bagaimana sikap kita ketika berhadapan dengan permasalahan yang masih samar. Beliau bersada, “Barangsiapa yang menghindari syubhat itu berarti dia telah membersihkan diri untuk agama dan kehormatannya”. Orang-orang yang menjauhi perkara yang samar beliau katakan telah membersih diri untuk agama dan kehormatannya.

Dari sini kita mengetahui untuk memperoleh kehormatan diri dan agama diperoleh dengan cara menjauhkan diri dari perkara yang masih samar (syubhat). Apabila seseorang bermudah-mudahan dan sering menganggap remeh permasalah syubhat, maka suatu hari nanti ia akan terjatuh pada perkara yang sudah jelas keharamannya. Sebagaimana sabda nabi “siapa yang terjerumus ke dalam syubhat itu berarti dia terjerumus ke dalam perkara yang haram”.

Sabda beliau “siapa yang terjerumus ke dalam syubhat itu berarti dia terjerumus ke dalam perkara yang haram, seperti seorang penggembala yang menggembalakan (binatang ternaknya) di sekitar daerah terlarang, hampir-hampir dia akan masuk menggembalakan (binatang ternaknya) di daerah tersebut. Ketahuilah, bahwa setiap raja memiliki daerah terlarang. Ketahuilah bahwa daerah terlarang milik Allah adalah perkara-perkara yang haram”. Daerah terlarang Allah ‘Azza wa Jalla adalah segala sesuatu yang Dia haramkan dan larang untuk para hamb-Nya. Dengan demikian, orang yang cerdas adalah mereka yang berusaha keras menjauhi daerah terlarang Allah tersebut dan berhati-hati agar tidak terjatuh ke dalamnya gara-gara mendekati perkara-perkara yang samar.

Hadirin sidang Jumat Rohimakumulloh,

Pemahaman dalam permasalahan rezeki yang halal merupakan sesuatu yang sangat dibutuhkan untuk hidup di zaman sekarang ini dimana begitu banyak perkara samar yang memiliki kerancuan. Wajib bagi setiap muslim, dimanapun dan kapanpun untuk mejaga kehormatan dan agama mereka sehingga ketika kelak berjumpa dengan Allah mereka dikenal sebagai orang yang menjauhi perkara-perkara yang haram dan wasilah-wasilah yang mengantarkan menuju kesana.

وَإِذْ تَأَذَّنَ رَبُّكُمْ لَئِنْ شَكَرْتُمْ لَأَزِيدَنَّكُمْ وَلَئِنْ كَفَرْتُمْ إِنَّ عَذَابِي لَشَدِيدٌ

“Dan (ingatlah juga), tatkala Tuhanmu memaklumkan; “Sesungguhnya jika kamu bersyukur, pasti Kami akan menambah (nikmat) kepadamu, dan jika kamu mengingkari (nikmat-Ku), maka sesungguhnya azab-Ku sangat pedih”. (QS. Ibrahim: 7).

بَارَكَاللهُ لِيْ وَلَكُمْ فِيْ القُرْآنِ العَظِيْمِ, وَنَفَعَنِيْ وَإِيَاكُمْ بِمَا فِيْهِ مِنَ الآيَاتِ وَ الذِكْرِ الحَكِيْمِ
وَتَقَبَّلَ مِنِّيْ وَمِنْكُمْ تِلَا وَتَهُ إنَّهُ هُوَ الغَفُوْرُ الرَحِيْمُ

Khutbah Kedua

اَلْحَمْدُ لِلَّهِ وَالصَّلاَةُ وَالسَّلاَمُ عَلَى رَسُوْلِ اللهِ، وَلاَ حَوْلَ وَلاَ قُوَّةَ إِلاَّ بِاللهِ. وَأَشْهَدُ أَنْ لاَ إِلَهَ إِلاَّ الله وَحْدَهُ لاَ شَرِيْكَ لَهُ وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ

اَللَّهُمَّ صَلِّ وَسَلِّمْ وَبَارِكْ عَلَى نَبِيِّكَ مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِهِ وَمَنْ تَبِعَ هُدَاهُ إِلَى يَوْمِ الْقِيَامَةِ

مَعَاشِرَ الْمُسْلِمِيْنَ أَرْشَدَكُمُ اللهُ … أُوْصِيْكُمْ وَإِيَّايَ بِتَقْوَى اللهِ، فَقَدْ فَازَ الْمُؤْمِنُوْنَ الْمُتَّقُوْنَ.اَللَّهُمَّ صَلِّ عَلَى مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ مُحَمَّدٍ كَمَا صَلَّيْتَ
عَلَى إِبْرَاهِيْمَ وَعَلَى آلِ إِبْرَاهِيْمَ، إِنَّكَ حَمِيْدٌ مَجِيْدٌ. وَبَارِكْ عَلَى مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ مُحَمَّدٍ كَمَا بَارَكْتَ عَلَى إِبْرَاهِيْمَ وَعَلَى آلِ إِبْرَاهِيْمَ، إِنَّكَ حَمِيْدٌ مَجِيْدٌ.
رَّبَّنَآإِنَّنَا سَمِعْنَا مُنَادِيًا يُنَادِي لِلإِيمَانِ أَنْ ءَامِنُوا بِرَبِّكُمْ فَئَامَنَّا رَبَّنَا فَاغْفِرْ لَنَا ذُنُوبَنَا وَكَفِّرْعَنَّا سَيِّئَاتِنَا وَتَوَفَّنَا مَعَ اْلأَبْرَارِ.

رَبَّنَا وَءَاتِنَا مَاوَعَدتَنَا عَلَىرُسُلِكَ وَلاَتُخْزِنَا يَوْمَ الْقِيَامَةِ إِنَّكَ لاَتُخْلِفُ الْمِيعَادَ.

رَبَّنَآ ءَاتِنَا فِي الدُّنْيَا حَسَنَةً وَفِي اْلأَخِرَةِ حَسَنَةً وَقِنَا عَذَابَ النَّارِ.

رَبَّنَا اصْرِفْ عَنَّا عَذَابَ جَهَنَّمَ إِنَّ عَذَابَهَا كَانَ غَرَامًا.

رَبَّنَا هَبْ لَنَا مِنْ أَزْوَاجِنَا وَذُرِّيَّاتِنَا قُرَّةَ أَعْيُنٍ وَاجْعَلْنَا لِلْمُتَّقِينَ إِمَامًا.

اَللَّهُمَّ أَصْلِحْ لَنَا دِيْنَنَا الَّذِيْ هُوَ عِصْمَةُ أَمْرِنَا، وَأَصْلِحْ لَنَا دُنْيَانَا الَّتِيْ فِيْهَا مَعَاشُنَا، وَأَصْلِحْ لَنَا آخِرَتَنَا
الَّتِيْ إِلَيْهَا مَعَادُنَا، وَاجْعَلِ الْحَيَاةَ زِيَادَةً لَنَا فِيْ كُلِّ خَيْرٍ، وَاجْعَلِ الْمَوْتَ رَاحَةً لَنَا مِنْ كُلِّ شَرٍّ.

رَبَّنَا اغْفِرْ لَنَا وَلإِخْوَانِنَا الَّذِيْنَ سَبَقُوْنَا بِاْلإِيْمَانِ وَلاَتَجْعَلْ فِيْ قُلُوْبِنَا غِلاًّ لِّلَّذِيْنَ ءَامَنُوْا رَبَّنَا إِنَّكَ رَءُوْفٌ رَّحِيْمٌ.

وَصَلَّى اللهُ عَلَى مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِهِ وَأَصْحَابِهِ أَجْمَعِيْنَ. وَالْحَمْدُ لِلَّهِ رَبِّ الْعَالَمِيْنَ

Materi ini merupakan saduran dari 

https://khotbahjumat.com/2707-carilah-rezeki-yang-halal-dan-jauhi-yang-haram.html
Share this post;